
Pameran buku Islamic Book Fair (IBF) kembali diselenggarakan tahun ini di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Acara tersebut sempat ditiadakan pada 2021. Namun, berkat upaya dari berbagai pihak, IBF bisa digelar pada 3-7 Agustus. Selain pameran buku, IBF juga menyelenggarakan acara lain, seperti talkshow, kajian buku, dan beberapa lomba.
Loket tiket mulai dibuka pada pukul 10.00 WIB dengan harga tiket Rp 10 ribu untuk pelajar dan Rp 15 ribu untuk umum. Meskipun masih pagi, sudah banyak pengunjung yang berdatangan. Sebagian besar dari mereka adalah para santri dan siswa. Saking antusiasnya, mereka juga mengikuti acara pembukaan dengan khidmat.
Pengunjung yang datang tidak sebatas santri dan siswa, tetapi ada juga orang tua yang menemani anak mereka. Di antara pengunjung yang mendominasi adalah kedatangan 1.200 santri yang dibawa pimpinan dan pengasuh Ponpes Turus Pandeglang, KH Tubagus Achmad Dahlani Idrus. Sejak IBF didirikan, pihaknya sudah ikut meramaikan acara tersebut.
“Kita sampaikan kepada santri pentingnya literasi. Ini membuat membaca buku sebagai suatu keharusan sehingga setiap acara IBF, setiap tahun kita hadir. Jadi memang kita memberikan dukungan terhadap santri untuk membaca buku,” kata Tubagus kepada Republika di JCC, Rabu (3/8/2022).
Melalui acara literasi ini, para santri diharapkan dapat mendapatkan banyak manfaat, seperti menemukan referensi untuk makalah atau risalah yang akan dibuat. Terlebih, para santri tingkat akhir, harus menyelesaikan karya tulis ilmiah.
“Kami masih memberlakukan membuat makalah atau risalah. Mereka dituntut untuk memiliki referensi yang di mana bisa didapat dari IBF ini. Selain itu, ada santri kelas 12 yang dalam rangka mengakhiri pendidikan formal harus menyelesaikan karya tulis ilmiah,” ujarnya.
Salah seorang santri dari Ponpes Turus, Nazwa (15 tahun) mengatakan dia baru pertama kali datang ke IBF. “Saya memang mau datang ke sini dan ini juga pertama kali datang,” kata Nazwa.
Sebagai sosok yang hobi membaca buku, dia merasa sangat senang bisa ikut memeriahkan acara ini. Di sini, dia membeli beberapa buku penting, seperti kitab yang bisa digunakan untuk kegiatan di ponpes. Buku tersebut dia beli menggunakan uang tabungannya.
“Senang sekali ada pameran buku seperti ini soalnya bisa tahu lebih banyak buku dan kitab,” tuturnya.
Selain santri, antusiasme pengunjung juga terlihat dari seorang ibu bernama Wiwit (35 tahun). Wiwit datang dari Bandung bersama anaknya. Di pinggir stan, dia duduk menunggu anaknya berkeliling stan.
“Acara ini seru, saya dari Bandung. Anak saya memang ingin sekali datang ke IBF karena di Bandung sudah lama tidak diadakan,” ucap dia.
Dia sangat berharap IBF dapat kembali diadakan di Bandung. Sebab, dia tidak perlu datang jauh-jauh ke Jakarta lagi. “Ini baru pertama kali datang ke IBF di Jakarta. Tadinya di Bandung sebelum pandemi. Alhamdulillah ya sekarang masyarakat mulai banyak yang antusias sama buku,” ucap dia.
Hingga pukul 18.30 WIB, deretan stan buku masih diramaikan oleh pengunjung. Staf stan buku sejak pagi sudah membagikan brosur-brosur yang berisi promo khusus produk di IBF. Salah satu stan yang tidak pernah sepi adalah Republika Penerbit. Senior marketing Republika Penerbit Muhammad Nasir mengatakan dia bersyukur IBF dapat kembali digelar. Momen ini akan dia manfaatkan dengan baik untuk memamerkan buku-buku terbitan Republika.
“Ada beberapa buku dari tahun 2020 yang saat pandemi tidak bisa dipromosikan. Acara ini bisa menjadi ajang untuk menampilkan produk kami,” kata Nasir.
Meskipun hari pertama, dia sudah merasakan adanya antusias dari masyarakat. Nasir menilai, kemungkinan ini juga wujud dari kejenuhan pengunjung karena tahun lalu IBF sempat ditiadakan. Di IBF kali ini, Republika Penerbit memberikan sejumlah diskon mulai dari 20 persen.
Sementara itu, peserta penerbit lain juga mengungkapkan rasa senangnya atas kembalinya acara ini. “Alhamdulillah dengan adanya pameran IBF lagi nampaknya ada kerinduan dari para pengunjung karena tahun lalu acara tidak digelar. Saya terkejut baru hari pertama sudah ramai. Biasanya ramainya saat akhir pekan nanti,” kata Digital Marketing Pustaka Imam Asy-Syafi\’i Ahmad Fajar Komaruddin.
Promo yang diberikan kali ini adalah bundling, dengan sistem buy 1 get 1. Namun, ada juga diskon mulai dari 20 persen.
Kendati mengaku senang, Ahmad membagikan masukan untuk acara ini. Dia berharap pemerintah dapat mendukung acara literasi seperti yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Di sana lanjut dia, pemerintah membagikan vocher kepada mahasiswa dan siswa yang bisa digunakan untuk membeli buku di semua stan pameran.
“Artinya, pemerintah juga menggalangkan dana untuk pendidikan. Saya berharap Indonesia bisa mengadopsi itu,” tambahnya.
Sumber:
https://www.republika.co.id/berita/rg1k67313/antusias-pengunjung-islamic-book-fair-dari-santri-hingga-orang-tua-part2